Coretcoret

Kamis, 27 Mei 2010

Isis

Eksistensi, konsumtivme, skeptis, pragmatis, mringis, njengginggis, ah, kutu kupris. Cas cis cus, apa artinya, entahlah. Terlalu banyak kata yang tak kumengerti, tak bisa kuraba. (emang dasar oon).

MONYET KAMPUNG CELENG

Entah kenapa tiap aku diberi sesuatu oleh Waroh emak menjadi mirip serigala yang hendak menerkam Waroh.
“Anaknya jadi kethek,” selalu begitu jawabnya tiap kutanyakan apa yang waroh gumamkan tiap sore di sungai. Meski tak yakin, aku dan teman-temanku tak ada yang berani bermain di sungai ketika tiba hari Jumat. Mungkinkah wanita itu menunggui anaknya yang sudah jadi kethek?
“Mandi sana!” emak tak pernah bicara tanpa berteriak. Sepertinya bagi emak aku ini budeg.
“Har...” suara lembut Didik mengaburkan kalimat selanjutnya yang hendak kuketik.
“Hei...” jawabku sambil memutar kursi, tersenyum menatapnya yang membawakan kopi untukku.
“Siapa Waroh?”
“Hhh..." kuhela nafas, "ia wanita aneh yang kehilangan anaknya, mungkin benar anaknya telah jadi kethek.”
“Seperti Ibumu yang sedang menunggu anaknya pulang dengan membawa menantu dan cucu yang dirindukan setiap ibu. Walau palsu, akan cukup membuat ibumu tersenyum jikau kau mau pulang Har.” Ucapnya sembari mengusap sisi kopi di bibirku.
“Dan rasanya yang ditunggunya adalah celeng kecil yang telah tumbuh menjadi celeng berkepala kethek.” Sahutku dengan suara tercekat tiap kali dia memberiku kekuatan untuk menengok emak.

Tarian cicak

"Kata-kata dia" bisa jadi sebuah pegangan, bisa pula sebuah jebakan. Seperti bermain dadu, "kata dia satu" "kata dia dua" "kata dia empat". Dengar apa "kata aku" "mauku" "mimpiku" "harapanku" "keyakinanku" "keberanianku" dan "tindakanku". Kata dia yang bukan tuhan selamanya takkan jadi firman. "Kata aku" yang memang bukan tuhan adalah "suara tulus dari nuraniku-nurani makhluk ciptaan tuhan" yang mencintai tubuhku, jiwaku, dan kehidupanku dengan segenap ketulusanku. Sebagaimana ular yang tulus mencintai dirinya. Sebagaimana cicak paling tulus yang takkan sekalipun tulus memegang kehidupan nyamuk.