Coretcoret

Minggu, 06 Juni 2010

kejenuhan

hidup tanpa tantangan, hidup serba mengalir. sesekali perlu mengacau mungkin

Selasa, 01 Juni 2010

MALAIKAT KELABU (1)

Oleh. UI Fikria

TAK kukenal lagi mimpi dan harapan. Semua jalan serba kelabu. Tiap kucoba melangkah, ada jurang menganga yang harus kulompati. Dan saat kumencoba berbalik arah, di balakangku ada lidah api berkobar hebat. Aku hanya bisa berdiri diam, tak bergerak sedikitpun. Hanya ada dua pilihan, masuk jurang atau melebur jadi debu. Lalu tanpa kusangka seorang malaikat bersayap kelabu menarikku ke atas. Seketika kucium wangi yang melenakan, yang belum pernah kujumpai sebelumnya dalam hidupku.
Tutup matamu, suaranya bening, dan menggema. Dia pasti tak punya sejenis penyakit flu seperti yang kadang membuat serak suaraku. Saat kututup mata, justru kulihat aliran sungai seperti pohon tumbang. Satu sungai besar di tengah, dengan cabang-cabang sungai tumbuh dari batang utama. Airnya keputihan dan sepertinya kental sebab mengalir sangat lambat. Kusapu pandanganku ke pangkal batang sungai.
Aku ingin ke sana, kataku sambil menunjuk pangkal batang sungai. Kami melesat cepat. Di sekeling tak kulihat sedikitpun hamparan hijau serupa persawahan yang kerap terlihat dalam penerbangan, hanya dua sungai serupa pohon dengan ukuran tak sebesar sungai kental keputihan. Sungai merah di sisi kanan sungai keputihan, dan sungai bening di kirinya.